Jumat, 25 April 2014

Terlena Dengan “Aku Cinta Kamu”



Terlena Dengan
“Aku Cinta Kamu”

Hoereeeee ! Itulah kata yang loh ucapin saat hati loh berhasil ungkapin perasaan cinta dan diterima oleh pasangan. Seneng banget yah? Seolah-olah dunia milik loh aja berdua ama pacar loh. Dunia loh tatap penuh dengan warna, dan penuh kedamaian. Segala gemerlap dunia loh memandangnya dengan terang benderang hingga loh bebas berbuat apa aja. Bahkan racun dunia loh anggap seperti madu manis yang bisa loh lahap .
Begitu leganya hati loh, saat kalimat cinta keluar dari mulut loh. Mampu menyulap diri yang penuh dengan beban hidup menjadi nggak mempunyai beban hidup, padahal sebenarnya loh hanya melupakan beban aja, sebab hati loh telah dibutakan olehh perasaan cinta cenat-cenut. Ngomong ama pasangan sok pintar, sok halus, sok hebat, sok perhaatian, padahal masalah loh pribadi aja udah numpuk segudang.
Apalagi saat pasangan loh menjawab kalimat “Aku cinta kamu” dengan kalimat lembut, mengalir tanpa ada hambatan, hingga suaranya menembus hati terdalam dengan kalimat ”Aku cinta kamu juga”. Hati loh mlai berbunga-bunga hingga kembangnya bermekaran siseluruh anggota badan. Saat ke dua hati tumbuh benih-benih cinta, terjadilah tahap yang menjadi sarana pemuas nafsu cinta secara bebas yaitu PACARAN
Inilah titik awal loh menodai makna cinta sejati. Beerawal dari kata PACAR selanjutnya hati cewek berbung-bunga, hingga cowok berahasil memetik madu berharga dalam tubuh cewek. Memetik kembang brharga cewek sebelum resmi hingga cewek kehilangan harga mahalnya. Ngomongnya cinta sejati saat menjalani pacaran, padahal kalo loh sadari, sebenarnya telah membuka pintu tol kehancuran makna cinta. Itulah cinta cenat-cenut
Coba pikir, apa loh beneran yakin jalan pacaran adalah jalan terbaik mengekspresikan cinta sejati loh? Jangan terlena dong, sadar loh ! Ingat, yang mengikat loh, hanya ucapan ajaib “aku cinta kamu”.=, dan jawaban “aku cinta kamu juga”. Seperti ini cinta sejati? Hubungan yang loh anggap resmi, padahal hanya berdasarkan kalimat “aku cinta kamu”. Seandainya jika loh menggunakan pikiran, maka loh menyadari bahwa aslinya loh telah membuat jembatan menuju neraka.
Sayangnya pikiran loh tertutup rapat. Nggak lagi memikirkan pertanggungjawaban di akhirat. Nggak lagi mengingat surga atau neraka. Loh tau kenapa nggak sadaar? Karena pikiran loh tertutup kesenangan  kata “PACAR” yang telah menempel ama diri loh. Kesenangan saat menganggap diri udah laku, mempnyai cap gaul, dan mengikuti trend. Selain itu telah menganggap diri mengikuti zaman, padahal telah larut dalam dunia moderen yang menjebak secara nggak sadar. Loh merasa terbebas dari penggilan teman-teman dengan kata “ndeso atau kamseupay” padahal loh telah terjebak dalam ranjau moderen yang mengikat loh menjadi orang yang melupakan jati diri. Itulah cinta cenat-cenut.
“Aku cinta kamu”. Inilah kata yang nggak pernah bosan looh ucapin. Udah nggak terhitung jumlahnya, kalimat tersebut keluar dari dua bibir saat menjalani pacaran. Entah, kenapa enggak ada kata bosan kalimat tersebut diucapin. Kalimat ajaib, bagaikan mantra yang membutakan dan menutup hati. Buta melihat kesalahan yang dicintai dan buta melihat kebodohan yang dicintai.
INGaAT !! Perasaan cinta telah menyelimuti hati loh, hingga pikiran menjadi nggak rasional lagi. Jadilah cinta sekedar alunan hati, yang bergerak dan menari berdasarkan kipasan- kipasan hati yang tengah mabuk. Berimajinasi dan berfantasi denga super hebat memandang estetika hidup dan bunga- bunga kehidupan, hingga ia nggak berpikir lagi akan hal yang lebih penting dalam kehidupannya, sebab nggak mampu lagi menyeimbangkan antaraa perasaan hati dan pikiran. Begitulah cinta cenat-cenut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar