Terlena Dengan
“Aku Cinta Kamu”
Hoereeeee
! Itulah kata yang loh ucapin saat hati loh berhasil ungkapin perasaan cinta
dan diterima oleh pasangan. Seneng banget yah? Seolah-olah dunia milik loh aja
berdua ama pacar loh. Dunia loh tatap penuh dengan warna, dan penuh kedamaian.
Segala gemerlap dunia loh memandangnya dengan terang benderang hingga loh bebas
berbuat apa aja. Bahkan racun dunia loh anggap seperti madu manis yang bisa loh
lahap .
Begitu
leganya hati loh, saat kalimat cinta keluar dari mulut loh. Mampu menyulap diri
yang penuh dengan beban hidup menjadi nggak mempunyai beban hidup, padahal
sebenarnya loh hanya melupakan beban aja, sebab hati loh telah dibutakan olehh
perasaan cinta cenat-cenut. Ngomong ama pasangan sok pintar, sok halus, sok
hebat, sok perhaatian, padahal masalah loh pribadi aja udah numpuk segudang.
Apalagi
saat pasangan loh menjawab kalimat “Aku cinta kamu” dengan kalimat lembut,
mengalir tanpa ada hambatan, hingga suaranya menembus hati terdalam dengan
kalimat ”Aku cinta kamu juga”. Hati loh mlai berbunga-bunga hingga kembangnya
bermekaran siseluruh anggota badan. Saat ke dua hati tumbuh benih-benih cinta,
terjadilah tahap yang menjadi sarana pemuas nafsu cinta secara bebas yaitu
PACARAN
Inilah
titik awal loh menodai makna cinta sejati. Beerawal dari kata PACAR selanjutnya
hati cewek berbung-bunga, hingga cowok berahasil memetik madu berharga dalam
tubuh cewek. Memetik kembang brharga cewek sebelum resmi hingga cewek
kehilangan harga mahalnya. Ngomongnya cinta sejati saat menjalani pacaran,
padahal kalo loh sadari, sebenarnya telah membuka pintu tol kehancuran makna
cinta. Itulah cinta cenat-cenut
Coba
pikir, apa loh beneran yakin jalan pacaran adalah jalan terbaik mengekspresikan
cinta sejati loh? Jangan terlena dong, sadar loh ! Ingat, yang mengikat loh,
hanya ucapan ajaib “aku cinta kamu”.=, dan jawaban “aku cinta kamu juga”.
Seperti ini cinta sejati? Hubungan yang loh anggap resmi, padahal hanya
berdasarkan kalimat “aku cinta kamu”. Seandainya jika loh menggunakan pikiran,
maka loh menyadari bahwa aslinya loh telah membuat jembatan menuju neraka.
Sayangnya
pikiran loh tertutup rapat. Nggak lagi memikirkan pertanggungjawaban di
akhirat. Nggak lagi mengingat surga atau neraka. Loh tau kenapa nggak sadaar?
Karena pikiran loh tertutup kesenangan
kata “PACAR” yang telah menempel ama diri loh. Kesenangan saat
menganggap diri udah laku, mempnyai cap gaul, dan mengikuti trend. Selain itu
telah menganggap diri mengikuti zaman, padahal telah larut dalam dunia moderen
yang menjebak secara nggak sadar. Loh merasa terbebas dari penggilan
teman-teman dengan kata “ndeso atau kamseupay” padahal loh telah terjebak dalam
ranjau moderen yang mengikat loh menjadi orang yang melupakan jati diri. Itulah
cinta cenat-cenut.
“Aku
cinta kamu”. Inilah kata yang nggak pernah bosan looh ucapin. Udah nggak
terhitung jumlahnya, kalimat tersebut keluar dari dua bibir saat menjalani
pacaran. Entah, kenapa enggak ada kata bosan kalimat tersebut diucapin. Kalimat
ajaib, bagaikan mantra yang membutakan dan menutup hati. Buta melihat kesalahan
yang dicintai dan buta melihat kebodohan yang dicintai.
INGaAT
!! Perasaan cinta telah menyelimuti hati loh, hingga pikiran menjadi nggak
rasional lagi. Jadilah cinta sekedar alunan hati, yang bergerak dan menari
berdasarkan kipasan- kipasan hati yang tengah mabuk. Berimajinasi dan
berfantasi denga super hebat memandang estetika hidup dan bunga- bunga
kehidupan, hingga ia nggak berpikir lagi akan hal yang lebih penting dalam
kehidupannya, sebab nggak mampu lagi menyeimbangkan antaraa perasaan hati dan
pikiran. Begitulah cinta cenat-cenut.